
Kehadiran iPad mengundang banyak pujian, kekaguman, dan juga cacian. Namun, tidak sedikit juga yang mengejek dan beranggapan bahwa orang-orang sebenarnya tidak membutuhkan benda seperti itu. Tapi ternyata segala cacian itu salah.
Orang-orang membutuhkan tablet, baik itu untuk melakukan hal kecil seperti mendengarkan lagu atau berselancar di Internet, hingga membuat sebuah mahakarya. Dan Anda sendiri juga bisa melihat minat masyarakat akan iPad berdasarkan laporan keuangan dan penjualan Apple kuartal ke–4 kemarin. Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa sudah 14 juta unit iPad yang berhasil dijual oleh Apple. 14 juta unit.

Namun, menjelang 3 tahun kehadiran iPad generasi pertama, apa yang Apple lakukan? Mereka merilis iPad mini, sebuah tablet baru dari Apple dengan layar berukuran 7,9 inci.
Banyak orang yang menghujat Apple dengan mengatakan mereka termakan ucapan sang pendiri. Tapi sebenarnya, tidak juga.
iPad mini menurut saya bukan tablet berukuran 7 inci. Dengan layarnya yang hampir 8 inci, ia merupakan sebuah perangkat yang berbeda. Ia tidak sama dengan perangkat berlayar 7 inci bersistem operasi Android lainnya. Ia tidak murah. Dan yang lebih penting, ia tidak murahan.
Dan setelah beberapa hari menggunakannya, saya memiliki kesan tersendiri mengenai iPad mini dan kemudian, Anda pasti akan setuju dengan anggapan saya bahwa iPad mini adalah sebuah tablet generasi terbaru.
Revolusi kedua baru saja dimulai.
Bentuk iPad mini

Ketika menggenggam perangkat ini dengan 1 tangan, saya merasa seperti tidak memegang iPad. Tapi pada kenyataannya, saya memang sedang memegang iPad. Yup, ini adalah sebuah pengalaman yang berbeda.
Apple menyebutkan bahwa iPad mini dapat dipegang dengan 1 genggaman tangan saja. Ya, itu sama sekali tidak salah. Saya sendiri dapat melakukan itu meski ukuran telapak tangan saya tidak sebesar gitaris-gitaris dunia sepert Slash (Ex Guns N’ Roses), John Petruci (Dream Theater), atau Herman Lee (Dragonforce).
Ketika membaca, atau bermain game, terkadang saya juga memegang si mini ini dengan 2 tangan. Dan berkat teknologi pintar yang dibenamkan Apple ke dalam tablet 7,9 inci ini. Saya tidak perlu khawatir apabila ibu jari saya menyentuh sedikit bagian dari sisi layar karena iPad mini akan mengetahui, apakah ibu jari saya itu tengah beristirahat atau sedang memberikan perintah.

Desain iPad mini

iPad mini memiliki bezel yang lebih tipis. Hal ini tidak dimiliki oleh iPad classic, namun dimiliki oleh iPod touch 5th Gen.



Tapi, masing-masing pribadi memiliki pandangan yang berbeda. Mungkin kalian menganggap kalau Apple lebih memikirkan tampilan produk ketimbang daya tahan terkait penggunaan anodized alumunium. Ya kalian memang tidak sepenuhnya salah. Karena beberapa orang memang tidak ada yang ingin apabila produk premium seperti iPad mini ini memiliki sedikit saja goresan di tubuhnya.

Kualitas Layar


Apple sendiri mengumumkan dalam situsnya bahwa iPad mini memiliki resolusi 163 ppi dan sedangkan iPad 2 hanya 132 ppi saja.
Memang, apa artinya?
Artinya, melihat objek dengan iPad mini akan memberikanmu kesan tampilan yang lebih tajam jika dibandingkan melihat objek tersebut dengan iPad 2.

Memang kemampuan layar iPad mini tidak mungkin bisa menandingi resolusi Retina iPad 3rd Gen. Tapi meski begitu, Anda tidak boleh langsung menarik kesimpulan bahwa layar iPad mini adalah sebuah layar yang buruk.


Salah satu contohnya adalah ketika saya ingin membaca artikel dari sebuah majalah elektronik. Tulisan terlihat agak berbayang sehingga untuk dapat membacanya dengan nyaman, saya harus melakukan zoom terhadap tulisan lebih dulu.
Untuk bermain game saya tidak menemukan adanya gangguan menggunakan iPad mini. Pengalaman yang saya dapatkan serupa dengan ketika saya melakukan uji coba perbandingan dengan iPad 2. Mungkin perbedaannya hanya terletak pada ukuran layar yang lebih kecil saja.
Selain itu, saya juga menemukan bahwa berselancar di internet menjadi lebih mengasyikkan dengan iPad mini. Begitu juga ketika saya mencoba untuk mengakses YouTube. Sangat nyaman menonton video melalui iPad mini, meskipun ia tidak memiliki ratio seperti iPhone 5 (16:9 Widescreen).
Konektivitas

Ketika memperkenalkan iPad mini, Apple menjelaskan bahwa iPad mini memiliki sebuah fitur Wi-Fi berkecepatan tinggi (Wi-Fi 802.11a/b/g/n; 802.11n on 2.4GHz and 5GHz). Dengan fitur ini, digadang-gadang iPad mini mampu menghadirkan kecepatan Wi-Fi hingga 150 Mbps.
Tapi mengingat kecepatan Wi-Fi di Indonesia yang mungkin boleh dibilang tidak secepat negara lain, fitur ini tampaknya tidak akan terlalu dipermasalahkan oleh orang-orang.
Seperti iPhone 5, iPad mini juga sudah memiliki dock connector baru dari Apple, Lightning. Tentu saja, tanpa menggunakan dock connector tambahan, aksesoris pihak ketiga yang Anda miliki sebelumnya dan masih mendukung 30-pin dock connector, tidak akan memiliki fungsi apa-apa.
Untuk itu, Anda harus membeli Ligthning to 30-pin Connector yang sudah disediakan Apple dengan harga $29. Mungkin ini adalah sisi negatif dari pemakaian Lightning oleh Apple, di samping ukurannya yang lebih tipis akibat penggunaan 8-pin dock connector ini.
Performa

Saya amat menyukai Grand Theft Auto III (GTA III) for iOS, dan mayoritas waktu saya dengan iPad mini, saya habiskan dengan memainkan game tersebut. GTA III for iOS sendiri bisa dikatakan sebagai sebuah game 3D dan iPad mini, berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.
Tidak ada kesan lambat atau lag ketika memainkan game ini, meskipun kadang aplikasi tersebut sering kali crash apabila saya ingin mengakses menu utama-nya. Diperlukan beberapa kali pengaksesan hingga akhirnya saya dapat masuk ke menu utama GTA III for iOS.
Tapi, meski bermain GTA III dengan iPad mini sangat mengasyikkan, saya tetap lebih memilih untuk bermain di iPad 3rd Gen. Mengapa? Karena fitur Retina, kemampuan proses yang lebih cepat, dan layar yang tentunya lebih lebar akan memberikan saya kepuasan tersendiri dalam bermain game.
Hal serupa juga saya alami ketika bermain game-game 2D macam Extreme Road Trips. Meski mengasyikkan bermain dengan tubuh iPad mini yang lebih kecil dan ringan, tapi saya lebih suka kecepatan dan layar yang lebih besar seperti yang disediakan oleh Apple di iPad classic.
Jadi, sebagai kesimpulan, untuk bermain game saya lebih suka menggunakan iPad classic, tidak iPad mini.
Nah, saya sempat menguji iPad mini untuk merekam beberapa lagu dan membuat sejumlah track dengan GarageBand.

Hanya saja saya menemukan sebuah hal yang agak aneh. Saya tidak mengerti apakah ini hanya perasaan saya saja atau ini adalah sebuah bug. Ketika saya menekan tuts piano di GarageBand, saya merasa suara yang dihasilkan terlalu kecil. Padahal, dengan menggunakan tenaga yang sama, suara tuts piano di iPad 3rd Gen jauh lebih terdengar.

Kamera
Seperti yang sebelumnya saya tuliskan di kesan pertama saya dengan iPad mini, saya cukup gembira ketika menemukan bahwa memotret dengan iPad mini sangat menyenangkan. Meskipun iPad mini adalah sebuah tablet, tapi tidak perlu takut terlihat absurd apabila memotret dengan perangkat tersebut.Apple menyebutkan bahwa iPad mini dibenamkan dengan kamera belakang berkekuatan 5-megapixel iSight dan kamera dengan 1,2-megapixel dengan kemampuan rekam video 1080p.
Di atas kertas, kamera belakang iPad mini memiliki kekuatan yang sama dengan iPad 3rd Gen. Sama-sama mendukung kemampuan 5-megapixel iSight. Namun yang cukup mengejutkan adalah ternyata kemampuan kamera depan iPad 3rd Gen tidaklah sebaik iPad mini. Ia masih mendukung resolusi VGA, sama seperti yang Apple berikan terhadap kakaknya, iPad 2.
Okay, tidak perlu berlama-lama lagi, langsung saja saya perlihatkan perbandingan dari hasil jepretan iPad mini dan iPad 3rd Gen, baik dengan kamera belakang ataupun depan:


Ini merupakan kabar baik bagi Anda pembaca MakeMac yang sering mempergunakan iPad untuk berfoto ria dengan teman-teman. Kini Anda tidak akan lagi melihat bintik-bintik (noise) pada hasil jepretan kamera depan iPad mini.
Baterai

Kenyataannya?
Apple berbohong.
Baterai iPad mini jauh lebih awet daripada yang dibilang mereka pada saat memperkenalkan perangkat tersebut.
Hari Jumat lalu, saya melepaskan iPad mini dari Lightning-nya pada pukul 9 pagi. Kemudian, saya ke kantor MakeMac untuk bekerja dan ya, melakukan kebiasaan saya seperti biasanya. Kemudian pulang ke rumah, bermain game, foto-foto dengan keponakan, browsing web, iMessage, email, dan lain-lain, saya menemukan baterai iPad mini masih bertahan dengan baik.
Kemudian pada akhirnya, hari Minggu sekitar pukul setengah 3 pagi baterai iPad mini mencapai puncaknya. Daya tahan baterai tersebut hanya tersisa 9% saja dan akhirnya, saya diharuskan untuk memasang kembali Lightning di dock connector-nya.
Selama melakukan charging, saya menemukan bahwa iPad mini memerlukan waktu sekitar 3 setengah jam lebih untuk mengembalikan daya baterainya hingga penuh. Tidak lama, malah menurut saya itu sangat cepat. Anda ingat, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan charging iPad 3rd Gen? 6–7 jam dengan tambahan 2 jam lagi agar daya-nya benar-benar 100%.
Kemudian saya juga sempat melakukan uji coba dengan bermain game di iPad mini. Berdasarkan uji coba tersebut (dan seperti biasa, saya dibantu oleh keponakan saya, Glenn Sukardi untuk melakukan uji coba ini) saya menemukan bahwa iPad mini hanya kehabisan 3% saja ketika memainkan game 2D (Extreme Road Trip 2) selama 30 menit.
Sebagai informasi, iPad mini tetap tersambung ke koneksi Wi-Fi dan tanpa menon-aktifkan notifikasi dari sosial media, email, atau hal lainnya dalam iPad mini.
Selain itu, berdasarkan uji coba saya dan Glenn sewaktu memainkan game 3D macam Mass Effect: Infiltrator, saya menemukan bahwa iPad mini kehabisan daya sebesar 7% setelah dimainkan selama 30 menit. Kondisi iPad mini sendiri sama dengan ketika memainkan Extreme Road Trip 2, notifikasi aktif.
Berdasarkan hal ini, saya menarik kesimpulan bahwa baterai iPad mini dengan versi Wi-Fi memiliki daya tahan yang lebih baik daripada baterai iPhone 5 yang saya sampaikan pada review yang lalu.
Ya, mungkin saja hal ini disebabkan oleh karena iPad mini yang saya uji ini hanya memiliki koneksi Wi-Fi saja. Dan bisa saja, hal ini terjadi akibat minimnya dukungan iPad mini terhadap layar Retina.
Kesimpulan

Saya sendiri terhitung sangat sering bepergian, dan kerap saya merasakan kalau tas saya terasa amat berat. Tapi ketika membawa iPad mini bersama barang bawaan saya yang lain, saya tidak merasakan hal yang sama seperti ketika saya membawa iPad 3rd Gen.
Saya dapat mengambil iPad mini saya, dan kemudian membaca email, berita, dan melihat jejaring sosial serta situs-situs lainnya dengan cepat dan nyaman.
Apabila Anda sering bepergian, saya amat menyarankan Anda untuk memiliki perangkat berukuran 7,9 inci ini. Alasannya adalah tablet ini sangat ringan, dan kecil sehingga tidak akan merepotkan meski Anda membawanya dengan ditenteng ataupun disimpan di dalam tas. Tapi kalau Anda merasa Anda memerlukan sesuatu yang powerful atau sesuatu dengan layar berkualitas, maka mungkin lebih baik Anda membeli iPad 4th Gen atau iPad 3rd Gen saja.
Seperti yang saya bilang di atas, untuk bermain game, saya lebih suka menggunakan iPad classic karena layarnya yang besar, layarnya yang ciamik, dan kemampuan proses yang lebih cepat.
Bagi Anda yang tertarik dengan iPad mini namun mengkhawatirkan minimnya layar Retina di perangkat tersebut, hmm mungkin ini adalah masalah besarAnda.
Saya terbiasa dengan layar Retina baik di iPhone ataupun di iPad. Dan begitu melihat layar iPad mini, seperti yang juga saya katakan di atas, saya merasa layarnya menjadi agak pixelated. Saya pribadi agak bermasalah dengan ini, tapi apabila Anda bisa menerimanya, itu pilihan Anda sendiri.
Dan apakah iPad mini harus dibeli? Tergantung kebutuhan.
Apabila Anda sudah memiliki iPad 3rd Gen, menurut saya lebih baik tidak perlu membeli iPad mini karena jauh lebih menyenangkan melihat layar iPad 3rd Gen yang sudah mendukung Retina. Tapi apabila Anda memerlukan sesuatu yang compact dan bermobilitas tinggi, iPad mini mungkin pantas untuk Anda miliki.
Tuntaskan kegiatan Anda seperti melihat email, membaca, chatting dengan iPad mini selama Anda berada di dalam mobil. Dan setibanya di rumah/kantor, letakkan iPad mini itu dan kemudian ambil iPad 3rd Gen/4th Gen Anda untuk bermain game, menonton film, membuat jurnal iPhoto, merekam lagu, dan banyak lainnya. Ya, itu apabila Anda ingin mengkolaborasikan antara iPad mini dengan iPad classic ya… :)
0 komentar:
Posting Komentar